PT. PANJI WIRA SURYA MANDIRI

PANJI merupakan produsen Dolomite, Kapur Pertanian, Calcium Carbonate, Hydrated Lime, Quick Lime dan Clay. Lokasi Pabrik dan Gudang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Info dan Pemasaran : 0852-6591-8610

Kamis, 20 Oktober 2016

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KAPUR PERTANIAN

Pertanian adalah salah satu sistem/lembaga/instansi terpadu, terintegritas dan terorganisasi yang berkaitan dengan penyelanggaraan dari produksi hingga konsumsi mengenaik kebutuhan dasar manusia baik budidaya, perbanyakan, perlindungan, sistem pemasaran, pasar dan konsumen terutama berkaitan dengan budidaya tanaman.


Dalam pelaksanaan budidaya tanaman adalah beberapa hal yang menjadi kendala yang dapat menghambat terciptanya iklim budidaya ideal. 


Hal-hal tersebut diantaranya ialah :

1.      Kesuburan tanah berkaitan dengan ketersediaan unsur hara dan jenis tanah.

2.      pH tanah berkaitan dengan penyediaan unsur hara, pertukaran kation dan anion 

         dalam tanah serta populasi mikroorganisme dalam tanah

3.      Mutu dan kualitas benih/bibit berkaitan dengan keunggulan dan varietas dan toleransi 

         benih/bibit terhadap kondisi lingkungan, iklim dan hama  penyakit. 

         Teknik budidaya/Culture Teknis  berkaitan dengan sistem dan cara yang diterapkan     

         dalam budidaya

5.      Pengendalian hama dan penyakit

6.      Pengaplikasiaan fertilizer dan zpt

7.      Iklim pasar berkaitan dengan permintaan, kebutuhan, konsumen, pendistribusiaan,    

         harga dan peraturan dan  komitmen pemerintah baik pusat  maupun daerah

8.      Permodalan


Namun tidak semua hal tersebut perlu dibahas secar mendetail dan terperinci, tetapi ada beberapa hal yang perlu diluruskan menganai pemahaman petani kita tentang pH tanah. Keterkaitan pH tanah terhadap hal-hal yang menjadi kendala budidaya adalah tidak akan terjadinya singkronisasi antara hasil yang diperoleh dan diharapkan oleh pembudidaya meskipun hal lain terpenuhi dan teraplikasikan dengan baik. 


Mengapa?

Karena pH merupakan syarat mutlak yang harus diperhatikan oleh setiap petani/pembudidaya dalam mencapai tujuan utama budidaya yaitu tingkat produksi yang optimal. pH tanah yang tidak ideal untuk jenis tanaman budidaya akan mempengaruhi terhadap tanaman secara langsung maupun tidak terutama :


1.      Penyerapan unsur hara oleh tanaman itu sendiri. Pemahaman ini mudah             

         dijelaskan tanpa rumus maupun teori  yang rumit. 

         Contohnya begini : kita anggap tanaman itu adalah kita, pH tanah adalah terik 

         matahari dan unsur hara dan mineral tanah adalah batu es/es batu.                

         Asumsinya seperti ini “ jika kita bekerja dalam kondisi dibawah terik matahari tentu 

         kita kepanasan dan kehausan, untuk menghilangkan haus dan panas tentunya kita 

         ingin minum air dingin.  Tetapi apa jadinya jika air yang kita akan minum berupa es 

         batu yang tidak cair sama sekali?” Begitu juga halnya dengan tanaman, jika kondisi 

         pH rendah/ dibawah batas toleran tanaham kondisi  seperti kita yang mau minum tapi 

         air nya dalam bentuk batu es? Penjelasan lanjut kita sudah tentu mengerti  dan tidak 

         perlu dibahas panjang lebar


2.      Proses KTK dan KTA dalam tanah terganggu. KTK : koefisien tukar kation dan KTA : 

         koefisien tukar anion.   

         Koefisien pertukaran baik kation maupun anion sangat bergantung pada pH tanah. 

         Imbas dari terganggunya KTK dan KTA ini adalah ketersediaan unsur hara yang 

         diperlukan tanaman.


3.      Populasi mikroorganisme dalam tanah. Pada kondisi pH rendah atau asam 

         mikroorganisme tidak akan aktif  bahkan keberadaannya dalam tanah pun akan tidak 

         ada sama sekali. Manfaat keberadaan mikroorganisme tanah selain membantu 

         proses penguraian dan ketersediaan unsur hara mineral, juga sangat berperan 

         penting dalam proses perbaikan sifat buruk tanah seperti aerase dan drainase, 

         pelapukan bahan organik tanah (BOT), dan masih banyak manfaat lainnya bagi tanah          dan tanaman secara tidak langsung


pH tanah dapat kita ukur melalui beberapa cara maupun dengan indikator-indikator lain. Ada beberapa cara dan indikator yang dapat kita gunakan dalam pengukuran pH tanah yaitu :

1.      Pengujian laboraturium. Cara ini mengunakan beberapa tesk dan pengujian terhadap 

         sampel tanah yang diambil dari beberapa titik dalam suatu luasan lahan tertentu 

         dengan kedalaman sampel yang diambil minimal 1 meter dari tanah bagian atas. 

         Cara ini terbilang cukup rumit dilakukan oleh petani-petani awam bahkan petani           

          yang berpredikat sarjana sekalipun jika tidak menguasai mengenai alat, bahan, dan 

         prosedur kerja labor  analisis tanah

2.      Pengujian dengan kertas lakmus

3.      Pengujian dengan pH meter

4.      Dan yang paling mudah untuk mendeteksi apakah pH tanah rendah atau tidak 

         dengan  melihat indukator yang  ada pada lahan tersebut. Indikator paling mudah 

         ialah  jenis tanaman yang tumbuh dilahan tersebut. Jika tanaman yang tumbuh 

         didominasi oleh tanaman berdaun sempit (alang-alang, pakis, teki-tekian) tanaman                berkayu. Menandakan pH tanah tersebut rendah. Jika yang mendomisai tumbuhan 

         berdaun lebar berarti pH  tanah mendekati atau normal (5,6-6,8). Alangkah baiknya 

         juga dilakukan analisa lebih lanjut baik dengan uji laboraturium, maupun dengan pH 

        meter.


Permasalahannya tidak cukup disini saja, selanjutnya ialah berapa jumlah kapur pertanian yang harus digunakan untuk menaikan pH dari pH tidak ideal/asam menjadi normal. Cara yang paling sederhana dalam menentukan kebutuhan kapur pertanian ialah dengan menghitung selisih antara pH tanah yang dituju dengan pH tanah aktual (pH tanah berdasarkan hasil pengujian dan analisis) dikali 2000 kg kapur pertanian perhektar (untuk menaikan 1 point ph tanah diperlukan 2ooo kg kapur pertanian.sudah baku).

Contoh :

                          Diketahui     :         pH aktual 4,2

                                                        pH yang dituju 5,8

                          Jawab         :         5,8-4,2 x 2000 kg

                          Hasilnya      :         3200 kg/hektar

artinya untuk menaikan pH dari pH sebelumnya 4,2 menjadi 5,8 dalam satu hektar luas lahan diperlukan 3200 kg kapur pertanian.



MARKETING  & INFO :


Hery Sunardi / 0852 6591 8610

email : hery.sunardi@hotmail.com


Danny Liangga / 0852 0762 9988

email : dannyliangga@rocketmail.com



Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955


Kamis, 08 September 2016

Membuat Media Semai Tanpa Polybag

Kelompok Tani Sri Lestari di Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur patut diacungi jempol. Kelompok tani ini berhasil mengembangkan teknik semai menggunakan alat sederhana. Selain mampu mempercepat pembuatan media semai, teknik ini juga lebih hemat biaya. Salah satunya karena membuat media semai tidak perlu menggunakan plastik polibag, tanpa perlu memasukkan media tanah atau kompos satu persatu ke tiap polibag.

Tanah dan kompos dicampur merata dengan perbandingan 2:1 dicampur sehingga membentuk adonan.
Tanah dan kompos dicampur merata dengan perbandingan 2:1 sehingga membentuk adonan.
Bapak Hartono adalah pencetus alat semai sederhana tersebut. Hanya bermodalkan besi dan papan kayu cetakan, Bapak Hartono berhasil membuat media semai lebih mudah dan ekonomis. Cetakan besi berfungsi untuk membuat jarak tanam antar bibit, sekaligus sebagai tanda pembuatan lubang tanam. Sedangkan papan kayu dengan yang dibawahnya dilengkapi paku kayu berfungsi untuk membuat lubang tanam. Jarak paku kayu disesuaikan dengan jarak tanam yang diinginkan.

Untuk pembuatan medianya sendiri, Hartono dan rekan petani lainnya mempunyai formula sendiri. Dari serangkaian percobaan yang dilakukan, tidak semua media semai polibag cocok untuk teknik ini. Perbandingan campuran kompos dan tanah biasa yang dicampur air ternyata membuat media mudah pecah saat cetakan diangkat. Hal yang sama terjadi pada beberapa media yang diambil dari beberapa tempat.

Akhirnya setelah proses pencarian, didapatlah media tanah dibawah pohon bambu. Tanah hasil pelapukan dari daun bambu ternyata mampu mengikat media lebih kuat, tidak mudah hancur, namun mempunyai tekstur tetap lembut. Tanah disekitar bambu yang paling baik adalah lapisan atas yaitu 5 cm pertama. Untuk media ini, tanah bambu dicampur kompos dengan perbandingan 2:1.

Tanah dan kompos dicampur merata dengan perbandingan 2:1 sehingga membentuk adonan.


Setelah tercampur rata, ratakan permukaan adonan


Cetakan besi dan cetak kayu dengan pelubang tanam kayu


Cetakan besi yang siap dilubangi dengan papan kayu


Papan dilengkapi pelubang kayu sebagai pelubang .


Cetakan diiris menggunakan pisau untuk memisahkan media.


Hasil media tanam yang sudah diberi lubang tanam.


Benih sudah siap untuk dimasukkan dalam media tanam


Persemaian mulai tumbuh.

Bibit cabe hasil pembibitan Bapak Hartono.


sumber : http://benihpertiwi.co.id/membuat-media-semai-tanpa-polibag/#.V9Elx1t97IV


Semoga sukses dan Tuhan memberkati.........................


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah gagal panen :

PERGUNAKAN PUPUK YANG TELAH MENDAPATKAN DAN MEMENUHI 

SNI ATAU STANDAR NASIONAL INDONESIA



                       





MARKETING  & INFO :

PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955



Rabu, 07 September 2016

BUDIDAYA BAWANG PUTIH





Nama Latin: Allium sativum L. 
Nama Inggris: Garlic Famili : LILIACEAE
BAWANG PUTIH


 Bawang putih (allium) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Bawang putih menghendaki iklim yang sejuk dan relatif kering. Dengan demikian iklim yang paling cocok untuk bawang putih hanya di dataran tinggi. Namun demikian ada varietas yang cocok untuk ditanam di dataran rendah sampai dataran medium pada ketinggian 200-700 m. suhu malam yang agak dingin diperlukan untuk pembentukan umbi. pH yang dikehendaki oleh bawang putih berkisar antara 6-7. tanaman bawng putih di dataran rendah kurang baik apabila ditanam di musim hujan. Selain tanah terlalu basah, suhunya juga terlalu tinggi sehingga mempersulit pembentukan umbi. Bawang putih dikembangbiakkan dengan umbi siung. Cara menanam hampir sama dengan bawang merah. Tanah tersebut dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian diberi pupuk kandang dan pupuk kompos sebanyak 10-15 ton/ha. Setelah pupuk kandang diratakan, dibuat bedengan yang lebarnya 60 cm. Bibit bawang putih sangat mahal. Oleh karena itu, digunakan umbi siung yang sedang. Untuk bibit, umbi tersebut disimpan dahulu selama 3 bulan, setelah itu, kulit pembalut umbi bawang putih dikupas, lalu siungnya dipotong, jika nampak titik berwarna hijau maka bibit siap tanam.. setelah itu umbi ditanam dengan jarak tanam 20x20cm sehingga dibutuhkan sekitar 200.000 tunas/ha


Pembibitan 
Keberhasilan usaha tani bawang putih sangat ditunjang oleh faktor bibit karena produksinya tergantung dari mutu bibit yang digunakan. Umbi yang digunakan sebagai bibit harus bermutu tinggi, berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama dan patogen.


Persyaratan Benih Mutu bibit/benih bawang putih yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 
a) Bebas hama dan penyakit 
b) Pangkal batang berisi penuh dan keras 
c) Siung bernas 
d) Besar siung untuk bibit 1,5 sampai 3 gram.

Penyiapan Benih 
Benih bawang putih berasal dari pembiakan generatif dengan umbinya. Kultur jaringan juga merupakan  metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti jaringan serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik  sehingga bagian-bagian tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Dengan kultur jaringan dapat diperoleh perbanyakan mikro/produksi tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat. Umbi bawang putih dapat diperoleh di kios penjual bibit atau produsen bibit. Selain itu, umbi bibit juga dapat diperoleh dari hasil panen sebelumnya yang telah dipersiapkan untuk umbi bibit.

Penyimpanan bibit pada umumnya dilakukan oleh petani di para-para dan digantung dengan cara pengasapan.   Cara ini praktis tetapi seringkali merusak umbi bibit dan memiliki penampilan yang kurang menarik dan memberikan warna yang kecoklat-coklatan. Cara penyimpanan umbi bibit lain terdiri dari penyimpanan alami, penyimpanan di  ruangan berventilasi dan penyimpanan pada suhu dingin.

Pengolahan Lahan 
                             
Persiapan 
Penanaman bawang putih biasanya dilakukan di daerah persawahan yaitu setelah panen padi. Pengolahan lahan bertujuan menyiapkan kondisi tanah sesuai dengan yang diinginkannya. Secara garis besar pengolahan tanah meliputi kegiatan penggemburan (dicangkul/dibajak), pembuatan bedengan dengan saluran air, pengapuran (untuk tanah asam) dan pemberian pupuk dasar. Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum  tanam dengan menggunakan DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH. Bila pH kurang dari 6, dosis Dolomite Halus Panji 100 mesh sekitar 1-2 ton/ha.  Jumlah bibit yang diperlukan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a) pola tanam 
b) jarak tanam 
c) permukaan lahan 
d) ukuran umbi bibit

Kebututuhan umbi bibit untuk bawang putih apabila jarak tanam 20 x 20 cm jumlah kebutuhan bibit antara  200.000-250.000 siung/200 kg siung, jarak tanam 20 x 15 cm jumlah kebutuhan bibit antara 240.000-300.000 siung/sekitar 240 kg siung, dan untuk jarak tanam 20 x 10 cm jumlah kebutuhan bibitnya adalah  antara 400.000-500.000 siung/sekitar 400 kg siung. Jumlah bibit akan menentukan volume produksi.

Pembukaan Lahan 
Lahan yang akan ditanami apabila bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. Apabila lahan  yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak/dicangkul hingga benar-benar gembur.  Setelah itu lahan dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu sampai bongkahan tanah tersebut menjadi kering,  selanjutnya bongkahan tanah tersebut dihancurkan dan diratakan lalu dibiarkan lagi, beberapa hari kemudian dilakukan lagi pembajakan untuk yang kedua kalinya. Dengan cara seperti ini bongkahan tanah akan hancur lebih halus lagi.

Pembentukan Bedengan 
Pembuatan bedengan mula-mula dilakukan dengan menggali tanah untuk saluran selebar dan sedalam ± 40 cm. Tanah galian tersebut diletakkan di samping kiri dan kanan saluran, selanjutnya dibuat menjadi bedengan-bedengan. Lebar bedengan biasanya 80 cm dengan panjang 300 cm dan tinggi 40 cm. Tinggi bedengan dibuat berdasarkan keadaan tanah lokasi. Kalau tanahnya agak berat, bedengan perlu sedikit ditinggikan. Apabila tanahnya berpasir, bedengan tidak perlu terlalu tinggi.


Pengapuran DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH

Dolomite Halus PANJI 
dengan kehalusan 100 mesh.
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Keasaman tanah yang ideal untuk budidaya bawang putih berkisar antara pH 6-6,8. Jika keasaman tanah masih normal, pH nya berkisar 5,5-7,5, belum merupakan masalah. Yang menjadi masalah adalah apabila keasaman tinggi, pH nya rendah. Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah, menaikkan pH, perlu dilakukan pengapuran dengan menggunakan DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH. 
Waktu pemberian menggunakan DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH yang baik adalah pada saat akhir musim kemarau menjelang musim hujan. Pemberian DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH ke dalam tanah dilakukan 2-4 minggu sebelum tanaman ditanam. Selain itu, faktor cuaca juga perlu diperhatikan pada saat pemberian DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH. Lahan yang akan dikapur harus dibersihkan dari rumput pengganggu (gulma). Setelah bersih, tanah dicangkul  secara keseluruhan. Apabila lahan cukup luas, sebaiknya dibagi menjadi beberapa petak untuk mempermudah pemberian DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH dan agar DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH yang diberikan merata ke seluruh lahan. 
Pemberian DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH dilakukan dengan cara ditabur, seperti memupuk padi. Setelah ditaburi DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH secara merata, tanah dicangkul lagi agar DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH bercampur dengan tanah dan cepat bereaksi. Selanjutnya, tanah dibiarkan selama 2-3 minggu, lalu diolah lagi untuk ditanami. Pengapuran dilakukan secara bertahap agar kondisi lahan tidak rusak.

Adapun kebutuhan DOLOMITE HALUS PANJI 100 MESH untuk menetralkan tanah adalah sebagai berikut: 
a) pH tanah 4,0 = 10,24 ton/ha. 
b) pH tanah 4,5 = 7,87 ton/ha. 
c) pH tanah 5,0 = 5,49 ton/ha. 
d) pH tanah 5,5 = 3,12 ton/ha. 
e) pH tanah 6,0 = 0,75 ton/ha. 

Pemasangan Pupuk Dasar (Preplant) 
Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, TSP dan  ZK. Pupuk kandang di berikan sebanyak 20 ton /ha. Pemberian pupuk dasar tidak perlu terlalu dalam, cukup disebarkan di atas bedengan kemudian dicampur dengan tanah atau dibenamkan ke dalam larikan yang dibuat disamping barisan tanaman. 

Pemberian Jerami Sebagai Mulsa 
Untuk mempertahankan kondisi tanah setelah penanaman, bedengan ditutup dengan jerami secara merata.  Penutupan dengan jerami jangan terlalu tebal karena dapat mempersulit bibit yang baru tumbuh untuk menembusnya. Selain untuk mempertahankan kondisi tanah, mempertahankan suhu dan kelembaban permukaan, penutupan  dengan jerami juga dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah, apabila jerami telah membusuk.

Teknik Penanaman 
Penentuan Pola Tanam Penanaman bawang putih dapat dilakukan satu atau dua kali setahun dengan mengadakan penyesuaian varietas. Pola tanam bawang putih dalam setahun dapat dirotasikan sebagai berikut:  
a) Bawang putih - sayuran - bawang putih 
b) Bawang putih - sayuran tumpang sari palawija - bawang putih 
c) Bawang putih - tumpang sari palawija atau sayuran. 

Penggunaan jarak tanam yang sesuai dapat meningkatkan hasil umbi per hektar. Jarak tanam yang terlalu rapat akan menghasilkan umbi yang relatif kecil walaupun hasil per satuan luas meningkat. Jarak tanam yang digunakan dapat bervariasi menurut kebutuhan yang paling menguntungkan, tetapi yang biasa digunakan adalah (15 x 10) cm.

Pembuatan Lubang Tanam 
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan tugal atau alat lain. Kedalaman lubang untuk penanaman bawang putih adalah 3-4 cm (setinggi ukuran siung bibit). Setelah lubang tanam terbentuk, umbi bibit siap ditanam

Pembibitan 
Kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap. Cara penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan diatas para-para dapur atau disimpan di gudang

Cara Penanaman 
Sehari sebelum ditanam, bibit bawang putih yang masih berupa umbi dipipil/dipecah satu per satu sehingga menjadi beberapa siung. Agar lebih mudah memecahkan umbi dan menghindari terkelupasnya kulit siung, sebaiknya umbi dijemur selama beberapa jam. Bibit siung tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang tanam di atas bedengan. Lubang tanam jangan dibuat terlalu dalam supaya bibit tidak terbenam seluruhnya. Jika bibit terlalu dalam ditanam atau terbenam seluruhnya ke dalam tanah, tunas barunya akan sukar tumbuh dan dapat terjadi pembusukan bibit. Sebaliknya, lubang tanam juga jangan dibuat terlalu dangkal karena nantinya tanaman akan mudah rebah. Setiap lubang ditanam satu bibit dan diusahakan agar 2/3 bagian yang terbenam ke dalam tanah dengan posisi tegak lurus. Posisi siung jangan sampai terbalik, sebab walau masih dapat  rumbuh, tetapi pertumbuhannya tidak sempurna.

Pemeliharaan Tanaman 
Penjarangan dan Penyulaman 
Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang  dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.

Pemupukan
Pupuk untuk bawang putih dapat menggunakan pupuk alami atau buatan. Pemupukan dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebelum tanam. dan setelah penanaman. Pemupukan tahap pertama sering menggunakan pupuk kandang atau kornpos sebanyak 10-15 ton per hektar.

Tujuan memberikan pupuk alami sebelum penanaman sehingga struktur tanah tidak mudah mengembun. Selain itu, untuk menyuburkan tanah. dan untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air. Sedang untuk pupuk tambahan diberikan dengan cara mengubur di tanah dengan jarak 10 cm dari tanaman atau tabur antara barisan tanaman.

KAPUR PERTANIAN PANJI Type SE.A 
dengan kehalusan 200 mesh
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Untuk mempermudah penyerapan pupuk dan membantu :proses translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman. Sebagai unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna dan penyerapan pupuk pada tanaman bawang digunakan Kapur Pertanian PANJI Type SE.A  dengan kehalusan 200 mesh.

Fungsi Kapur Pertanian PANJI type SE.A berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar halus pada tanaman bawang putih sehingga mempermudah pernyerapan pupuk dan zat hara.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah gagal panen :

PERGUNAKAN PUPUK YANG TELAH MENDAPATKAN DAN MEMENUHI 
SNI ATAU STANDAR NASIONAL INDONESIA

Penyiangan 
Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam.  Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus  dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru.

Pembubunan 
Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar.

PANEN 
- Ciri dan Umur Panen  
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90 120 hari. Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan tangkai batang keras. 

- Cara Panen 
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 – 100 hari tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara panen dapat dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 – 2 minggu.

- Periode Panen 
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.

PASCAPANEN
 - Pengumpulan Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik

- Penyortiran dan Penggolongan 
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm. Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah : 
a) keseragaman warna menurut jenis. 
b) ketuaan/umur umbi
c) tingkat kekeringan 
d) kekompakan susunan siung
e) bebas hama dan penyakit
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong)
g) ukuran besar-kecilnya umbi

Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu : 
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm 
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak

- Penyimpanan 
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.

- Pengemasan 
Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu. 

sumber : http://bobo-lolo.blogspot.de/2012/02/cara-membudidayakan-bawang-putih-hingga.html

Semoga sukses dan Tuhan memberkati.........................


MARKETING  & INFO :

PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955



Tahapan Penting Cara Menanam Bawang Merah

                                
                                            
Bawang merah (Allium cepa L. var aggregatum) adalah tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai daun bawang. Yang paling banyak digunakan umbi bawang, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun dan tangkai bunga sebagai penyedap makanan. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Tengah dan Asia Tenggara.


                                       Pengolahan Tanah 


Pengolahan tanah merupakan tahap awal yang penting dalam menanam bawang merah. Pertama tanah dibalik, dibenduk bedengan dan dibiarkan kering terkena sinar matahari. Setelah kering, gumpalan tanah dipecah dan diratakan. 
Informasi penting yang perlu diketahui sebelum menanam bawang merah yaitu keasaman atau pH tanah.  Jika tanah asam (pH rendah) maka perlu dikapur untuk menetralkannya.
Ada tiga sisi negatif tanah asam yaitu unsur hara makro tidak tersedia dalam jumlah cukup, dan terjadi kelebihan unsur hara mikro sehingga meracuni tanaman.  Tanah yang terlalu asam juga menghambat pertumbuhan mikroorganisme di dalam tanah.  Perakaran tanaman juga kurang berkembang (hanya menyebar di dekat permukaan tanah) sehingga pertumbuhan tanaman lambat.
Dolomite Halus Panji  
dengan kehalusan 100 mesh
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Sebagai pedoman sederhana, untuk tanah kering di sekitar rumah dapat diberikan kapur Dolomite Halus PANJI dengan dosis 4 ton/ha dengan cara sebagai berikut :
1.    Gemburkan dan bersihkan tanah dari rumput atau gulma.
2.    Areal yang akan dikapur dibagi menjadi area yang lebih kecil yaitu sekitar 250m2 dan           dipasangi patok bambuuntuk tanda.  Taburkan 100 kg Dolomite Halus PANJI secara  
      merata. Tanah dicangkul lagi dan diairi terutama bila pengapuran  dilakukan musim 
      kemarau.
Mengapa pengapuran harus menggunakan Dolomite Halus Panji 100 mesh ?
Penggunaan Dolomite Halus Panji dengan kehalusan 100 mesh dikarenakan :

1.  Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman
2.  Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, bilamana zat 
     tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)

3.  Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada 
     dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk 
     lainnya seperti Urea, TSP dan Kcl

4.  Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman.   
     Artinya dengan Kalsium (Ca) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun 
     memadai

5.  Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat 
     bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi 
    udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap 
    unsur hara dari tanah

6.  Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa 
     lemak dan minyak, serta karbohidrat.

Penggunaan Dolomite dengan tingkat kehalusan dibawah 100 mesh memperlambat proses tersebut diatas.



                                         Hasil gambar untuk pengolahan lahan bawang merah
                                                     Pemilihan Varietas Bawang Merah

Ada banyak varietas bawang merah yang umum ditanam petani. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.  Pemilihan varietas yang sesuai merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan beratanam bawang merah.
Varietas Bima Brebes
Varietas ini berasal dari brebes dan cocok ditanam di dataran rendah.  Ciri khasnya adalah sebagai berikut :
ü  Tinggi tanaman sekitar 25-44 cm
ü  Jumlah anakan antara 7-12
ü  Daun tanaman berbentuk silindris berlubang, hijau dan berjumlah 14-50 helai
ü  Agak sukar berbunga
ü  Umur panen ± 60 hari setelah tanam
ü  Umbi lonjong, bercincin kecil pada leher cakram dan berwarna merah muda.
ü  Produksi umbi dapat mencapai 9,9 ton/ha
ü  Susut bobot dari umbi basah menjadi umbi kering 21,5%
ü  Tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii)
ü  Peka terhadap penyakit busuk ujung daun (Phytophthora porri)
Varietas Kuning
Varietas ini merupakan varietas lokal brebes dan cocok ditanam di dataran rendah sampai medium pada musim kemarau.  Ciri khasnya adalah sebagai berikut :
ü  Tinggi tanaman sekitar 34-37 cm
ü  Jumlah anakan antara 7-12
ü  Daun tanaman berbentuk silindris berlubang, hijau kekuningan dan berjumlah 34-47 helai
ü  Berbunga alami di musim kemarau
ü  Umur panen 56-66 hari setelah tanam
ü  Umbi berwarna merah gelap.
ü  Produksi umbi dapat mencapai 14 - 20 ton/ha
ü  Susut bobot dari umbi basah menjadi umbi kering 21,5 - 22%
ü  Tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii)
ü  Peka terhadap penyakit bercak ungu (Alternaria porri) dan antraknosa (Colletotrichum sp)
Varietas Thailand
Varietas ini berasal dari Thailand, cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi pada musim kemarau. Karakteristiknya sebagai berikut :
ü  Tinggi tanaman sekitar 29-41 cm
ü  Jumlah anakan antara 9-17
ü  Daun tanaman berbentuk silindris berlubang, hijau dan berjumlah 34-47 helai
ü  Tanaman sukar berbunga
ü  Umur panen antara 59 - 65 hari setelah tanam
ü  Umbi berbentuk bulat dan berwarna merah tua.
ü  Produksi umbi dapat mencapai 18-22 ton/ha
ü  Susut bobot dari umbi basah menjadi umbi kering 21,5 - 22%
ü  Peka terhadap penyakit bercak ungu (Alternaria porri) dan antraknosa (Colletotrichum sp)
Varietas Filipina
Varietas ini berasal dari filipina, cocok ditanam di dataran rendah dan tahan terhadap hujan.  Karakteristiknya sebagai berikut :
ü  Umur panen ± 70 hari setelah tanam
ü  Umbi berbentuk bulat dan berwarna merah muda hingga merah tua.
ü  Produksi umbi dapat mencapai 21 ton/ha
Klon Bawang Merah No 86
Merupakan persilangan antara lokal Cipanas dengan bawang merah bombay (red creole), cocok ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 800 m. Klon bawang merah no 86 ciri khasnya sebagai berikut :
ü  Tinggi tanaman sekitar 38-49 cm
ü  Jumlah anakan antara 6-9
ü  Daun tanaman berbentuk silindris berlubang, hijau tua dan berjumlah 18-46 helai
ü  Tanaman agak sulit berbunga
ü  Umur panen 65 hari setelah tanam
ü  Umbi berbentuk bulat, bagian leher agak besar dan berwarna merah tua.
ü  Produksi umbi dapat mencapai 24 ton/ha umbi kering
ü  Susut bobot dari umbi basah menjadi umbi kering 21,3%
ü  Kurang tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis allii)
Peka terhadap penyakit bercak ungu (Alternaria porri) dan antraknosa (Colletotrichum sp)

                                Hasil gambar untuk pengolahan lahan bawang merah
                                                   Penanaman Bawang Merah

Bibit bawang merah yang ditanam sebaiknya sudah disimpan minimal 45 hari sehingga telah melewati masa dormansi. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 20 x 20 cm atau 15 x 15 cm atau 15 x 20 cm.  Pemilihan jarak tanam tergantung pada varietas.  Varietas yang memiliki anakan lebih banyak dapat ditanam lebih renggang. Sebaliknya, varietas yang memiliki anakan sedikit sebaiknya ditanam rapat.

WAKTU TANAM

Waktu yang ideal untuk menanam bawang merah adalah di musim kemarau. Namun karena pertumbuhan membutuhkan banyak air, maka harus dilengkapi dengan sistem irigasi yang baik. sehingga tanaman tidak kekurangan air dan juga tidak becek.
Penanaman dilakukan ketika cuaca cerah. Penanaman tidak dilakukan selama masa transisi atau perubahan musim. karena sering terjadi angin saat kering. Dampak angin kering, akan membuat daun tanaman rusak dan ujung daun terbakar. Pada saat berkabut juga tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah. karena udara berkabut mungkin menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh jamur.
Bibit bawang merah yang ditanam sebaiknya sudah disimpan minimal 45 hari sehingga telah melewati masa dormansi. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah 20 x 20 cm atau 15 x 15 cm atau 15 x 20 cm.  Pemilihan jarak tanam tergantung pada varietas.  Varietas yang memiliki anakan lebih banyak dapat ditanam lebih renggang. Sebaliknya, varietas yang memiliki anakan sedikit sebaiknya ditanam rapat.

                              

                                      PENYIRAMAN DAN PENYIANGAN BAWANG


Tanaman bawang merah harus disiram setiap hari sampai daun pertama tumbuh. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu di pagi dan sore hari. Penyiraman baru bisa dilakukan sekali sehari jika tanaman bawang 50 hari.

Ketika menyiram tanaman bawang merah tidak boleh terlalu basah. karena hasilnya bisa menjadi tanah padat dan gangguan pertumbuhan tanaman. serta terjadinya pembusukan.
Bawang merah juga harus disiangi untuk menyingkirkan semua gulma. Penyiangan dan mencabut gulma dengan tangan atau alat-alat lain harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman bawang merah.
Selama pertumbuhan bawang merah. Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama saat tanaman masih berusia 2-4 minggu. menjadi penyiangan kedua dilakukan saat tanaman berumur 5-6 minggu. Untuk frekuensi penyiangan sendiri tergantung pada pertumbuhan gulma.

                                         
 PEMUPUKAN

Pupuk untuk bawang dapat menggunakan pupuk alami atau buatan. Pemupukan dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebelum tanam. dan setelah penanaman. Pemupukan tahap pertama sering menggunakan pupuk kandang atau kornpos sebanyak 10-15 ton per hektar.
Tujuan memberikan pupuk alami sebelum penanaman sehingga struktur tanah tidak mudah mengembun. Selain itu, untuk menyuburkan tanah. dan untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air. Sedang untuk pupuk tambahan diberikan dengan cara mengubur di tanah dengan jarak 10 cm dari tanaman atau tabur antara barisan tanaman.

KAPUR PERTANIAN PANJI Type SE.A 
dengan kehalusan 200 mesh
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Untuk mempermudah penyerapan pupuk dan membantu :proses translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman. Sebagai unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna dan penyerapan pupuk pada tanaman bawang digunakan Kapur Pertanian PANJI Type SE.A  dengan kehalusan 200 mesh.
Fungsi Kapur Pertanian PANJI type SE.A berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar halus pada tanaman bawang sehingga mempermudah pernyerapan pupuk dan zat hara.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah gagal panen :


PERGUNAKAN PUPUK YANG TELAH MENDAPATKAN DAN MEMENUHI 
SNI ATAU STANDAR NASIONAL INDONESIA


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah adalah ngengat dan jamur. Tipe kedua hama ini menyebabkan ujung daun dipotong dan daun terkulai. Ulat media dapat merusak umbi disimpan di gudang. Pencegahan hama dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Bayrusil 250 EC atau Azodrin 15 WSC. Dosis: 2 ml / I air.
Untuk penyakit yang menyerang tanaman bawang merah adalah tempat ungu yang disebabkan oleh jamur. Terlihat gejala penyakit ini adalah adanya bercak putih pada daun abu-abu yang kemudian berubah menjadi cokelat dan kering. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan tanaman bawang merah menggunakan Difolatan 4F.
Jenis hama yang menyerang tanaman bawang merah adalah ngengat dan jamur. Tipe kedua hama ini menyebabkan ujung daun dipotong dan daun terkulai. Ulat media dapat merusak umbi disimpan di gudang. Pencegahan hama dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Bayrusil 250 EC atau Azodrin 15 WSC. Dosis: 2 ml / I air.
Untuk penyakit yang menyerang tanaman bawang merah adalah tempat ungu yang disebabkan oleh jamur. Terlihat gejala penyakit ini adalah adanya bercak putih pada daun abu-abu yang kemudian berubah menjadi cokelat dan kering. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan tanaman bawang merah menggunakan Difolatan 4F.


                                  

                                                      PROSES PANEN

Karakteristik tanaman bawang merah yang sudah layak untuk dipanen setelah batang lemah atau runtuh. Hal ini biasanya terjadi pada penanaman setelah 60 sampai 90 hari, tetapi itu semua tergantung pada bidang media. Kemudian karakteristik lainnya adalah bentuk bulat yang hampir sempurna, beberapa sudah terlihat di permukaan tanah. umbi sudah berwarna merah gelap atau keunguan bawang merah dan bau khasnya.
Setelah di panen bawang merah harus di jemur dibawah sinar matahari selama seminggu atau dua minggu, sehingga buah tahan lama. Setelah bawang siap kemudian disimpan dalam karung jerat dengan suhu sekitar 30-33 ° C.
Semoga sukses dan Tuhan memberkati........
MARKETING  & INFO :

PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com



Deni Arisandi Siregar/ 0813 7522 9955