PT. PANJI WIRA SURYA MANDIRI

PANJI merupakan produsen Dolomite, Kapur Pertanian, Calcium Carbonate, Hydrated Lime, Quick Lime dan Clay. Lokasi Pabrik dan Gudang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Info dan Pemasaran : 0852-6591-8610

Kamis, 20 Oktober 2016

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KAPUR PERTANIAN

Pertanian adalah salah satu sistem/lembaga/instansi terpadu, terintegritas dan terorganisasi yang berkaitan dengan penyelanggaraan dari produksi hingga konsumsi mengenaik kebutuhan dasar manusia baik budidaya, perbanyakan, perlindungan, sistem pemasaran, pasar dan konsumen terutama berkaitan dengan budidaya tanaman.


Dalam pelaksanaan budidaya tanaman adalah beberapa hal yang menjadi kendala yang dapat menghambat terciptanya iklim budidaya ideal. 


Hal-hal tersebut diantaranya ialah :

1.      Kesuburan tanah berkaitan dengan ketersediaan unsur hara dan jenis tanah.

2.      pH tanah berkaitan dengan penyediaan unsur hara, pertukaran kation dan anion 

         dalam tanah serta populasi mikroorganisme dalam tanah

3.      Mutu dan kualitas benih/bibit berkaitan dengan keunggulan dan varietas dan toleransi 

         benih/bibit terhadap kondisi lingkungan, iklim dan hama  penyakit. 

         Teknik budidaya/Culture Teknis  berkaitan dengan sistem dan cara yang diterapkan     

         dalam budidaya

5.      Pengendalian hama dan penyakit

6.      Pengaplikasiaan fertilizer dan zpt

7.      Iklim pasar berkaitan dengan permintaan, kebutuhan, konsumen, pendistribusiaan,    

         harga dan peraturan dan  komitmen pemerintah baik pusat  maupun daerah

8.      Permodalan


Namun tidak semua hal tersebut perlu dibahas secar mendetail dan terperinci, tetapi ada beberapa hal yang perlu diluruskan menganai pemahaman petani kita tentang pH tanah. Keterkaitan pH tanah terhadap hal-hal yang menjadi kendala budidaya adalah tidak akan terjadinya singkronisasi antara hasil yang diperoleh dan diharapkan oleh pembudidaya meskipun hal lain terpenuhi dan teraplikasikan dengan baik. 


Mengapa?

Karena pH merupakan syarat mutlak yang harus diperhatikan oleh setiap petani/pembudidaya dalam mencapai tujuan utama budidaya yaitu tingkat produksi yang optimal. pH tanah yang tidak ideal untuk jenis tanaman budidaya akan mempengaruhi terhadap tanaman secara langsung maupun tidak terutama :


1.      Penyerapan unsur hara oleh tanaman itu sendiri. Pemahaman ini mudah             

         dijelaskan tanpa rumus maupun teori  yang rumit. 

         Contohnya begini : kita anggap tanaman itu adalah kita, pH tanah adalah terik 

         matahari dan unsur hara dan mineral tanah adalah batu es/es batu.                

         Asumsinya seperti ini “ jika kita bekerja dalam kondisi dibawah terik matahari tentu 

         kita kepanasan dan kehausan, untuk menghilangkan haus dan panas tentunya kita 

         ingin minum air dingin.  Tetapi apa jadinya jika air yang kita akan minum berupa es 

         batu yang tidak cair sama sekali?” Begitu juga halnya dengan tanaman, jika kondisi 

         pH rendah/ dibawah batas toleran tanaham kondisi  seperti kita yang mau minum tapi 

         air nya dalam bentuk batu es? Penjelasan lanjut kita sudah tentu mengerti  dan tidak 

         perlu dibahas panjang lebar


2.      Proses KTK dan KTA dalam tanah terganggu. KTK : koefisien tukar kation dan KTA : 

         koefisien tukar anion.   

         Koefisien pertukaran baik kation maupun anion sangat bergantung pada pH tanah. 

         Imbas dari terganggunya KTK dan KTA ini adalah ketersediaan unsur hara yang 

         diperlukan tanaman.


3.      Populasi mikroorganisme dalam tanah. Pada kondisi pH rendah atau asam 

         mikroorganisme tidak akan aktif  bahkan keberadaannya dalam tanah pun akan tidak 

         ada sama sekali. Manfaat keberadaan mikroorganisme tanah selain membantu 

         proses penguraian dan ketersediaan unsur hara mineral, juga sangat berperan 

         penting dalam proses perbaikan sifat buruk tanah seperti aerase dan drainase, 

         pelapukan bahan organik tanah (BOT), dan masih banyak manfaat lainnya bagi tanah          dan tanaman secara tidak langsung


pH tanah dapat kita ukur melalui beberapa cara maupun dengan indikator-indikator lain. Ada beberapa cara dan indikator yang dapat kita gunakan dalam pengukuran pH tanah yaitu :

1.      Pengujian laboraturium. Cara ini mengunakan beberapa tesk dan pengujian terhadap 

         sampel tanah yang diambil dari beberapa titik dalam suatu luasan lahan tertentu 

         dengan kedalaman sampel yang diambil minimal 1 meter dari tanah bagian atas. 

         Cara ini terbilang cukup rumit dilakukan oleh petani-petani awam bahkan petani           

          yang berpredikat sarjana sekalipun jika tidak menguasai mengenai alat, bahan, dan 

         prosedur kerja labor  analisis tanah

2.      Pengujian dengan kertas lakmus

3.      Pengujian dengan pH meter

4.      Dan yang paling mudah untuk mendeteksi apakah pH tanah rendah atau tidak 

         dengan  melihat indukator yang  ada pada lahan tersebut. Indikator paling mudah 

         ialah  jenis tanaman yang tumbuh dilahan tersebut. Jika tanaman yang tumbuh 

         didominasi oleh tanaman berdaun sempit (alang-alang, pakis, teki-tekian) tanaman                berkayu. Menandakan pH tanah tersebut rendah. Jika yang mendomisai tumbuhan 

         berdaun lebar berarti pH  tanah mendekati atau normal (5,6-6,8). Alangkah baiknya 

         juga dilakukan analisa lebih lanjut baik dengan uji laboraturium, maupun dengan pH 

        meter.


Permasalahannya tidak cukup disini saja, selanjutnya ialah berapa jumlah kapur pertanian yang harus digunakan untuk menaikan pH dari pH tidak ideal/asam menjadi normal. Cara yang paling sederhana dalam menentukan kebutuhan kapur pertanian ialah dengan menghitung selisih antara pH tanah yang dituju dengan pH tanah aktual (pH tanah berdasarkan hasil pengujian dan analisis) dikali 2000 kg kapur pertanian perhektar (untuk menaikan 1 point ph tanah diperlukan 2ooo kg kapur pertanian.sudah baku).

Contoh :

                          Diketahui     :         pH aktual 4,2

                                                        pH yang dituju 5,8

                          Jawab         :         5,8-4,2 x 2000 kg

                          Hasilnya      :         3200 kg/hektar

artinya untuk menaikan pH dari pH sebelumnya 4,2 menjadi 5,8 dalam satu hektar luas lahan diperlukan 3200 kg kapur pertanian.



MARKETING  & INFO :


Hery Sunardi / 0852 6591 8610

email : hery.sunardi@hotmail.com


Danny Liangga / 0852 0762 9988

email : dannyliangga@rocketmail.com



Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955


Tidak ada komentar:

Posting Komentar