PT. PANJI WIRA SURYA MANDIRI

PANJI merupakan produsen Dolomite, Kapur Pertanian, Calcium Carbonate, Hydrated Lime, Quick Lime dan Clay. Lokasi Pabrik dan Gudang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Info dan Pemasaran : 0852-6591-8610

Kamis, 21 April 2016

Pemanfaatan buah mengkudu sebagai pestisida alami



Dalam program pembuatan pestisida alami ini bahan baku utama yang digunakan
untuk membuat  pestisida alami  adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L).


Buah mengkudu / pace  (Jawa) merupakan buah yang dihasilkan dari tanaman mengkudu dengan permukaan tidak teratur, berdaging, , panjang 5-10 cm, warnanya hijau, semakin tua menjadi kekuningan hingga putih transparan, daging buah berbau tidak sedap (Purba, 2007). Bau tak sedap ini berasal dari kandungan yang ada pada mengkudu.

Menurut Widayat (2012) asam kaproat dan asam kaprik yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu. Buah mengkudu sangat  efektif  dijadikan  sebagai  pestisida alami karena merupakan bahan  yang  tidak  disukai  oleh  tikus diduga aroma buah mengkudu memiliki kemampuan untuk mengurangi populasi tikus (Gunawan, 2007). Semakin tua buah mengkudu tersebut maka semakin bagus bila digunakan sebagai pestisida alami (Hermawan, 2010).

Buah mengkudu dapat menekan pertumbuhan bakteri serta dapat berfungsi sebagai antibakteri. 
Hal ini sesuai dengan Efri dan Aeny (2004) yang menyatakan beberapa senyawa yang terkandung dalam mengkudu dilaporkan sebagai zat antibakteri yaitu acubin, alizarin dan antraquinon. Mengkudu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai insektisida. Menurut Hasnah dan Nasril (2009) salah  satu  tanaman  yang bersifat  sebagai  insektisida  nabati adalah  mengkudu  (Morinda  citrifolia L.).  

Mengkudu  mengandung minyak  atsiri,  alkaloid,  saponin, flavonoid, polifenol dan antrakuinon. Kandungan  lainnya  adalah  terpenoid, asam  askorbat,  scolopetin, 
serotonin, damnacanthal,  resin,  glikosida, eugenol  dan  proxeronin (Asmaliyah, dkk. 2010). Wardiny, dkk (2012) juga menjelaskan bahwa  mengkudu  memiliki  kandungan antraquinon,  asam  amino,  glikosida, senyawa  fenolik,  dan  asam  ursulat.  Kandungan alkaloid,  fenol,  glikosida,  dan antraquinon ini merupakan suatu zat aktif yang bersifat antimikrobia, antibakteri dan antiinflamasi.

Selain hal diatas buah mengkudu juga dapat menekan pertumbuhan hama lain seperti ulat. Senyawa dalam mengkudu dapat mengurangi nafsu makan dari ulat tersebut yang memakan daun yang telah disemprot insektisida mengkudu. 

Menurut Sari, dkk (2013) perilaku larva setelah memakan daun yang telah diaplikasikan dengan insektisida mengkudu, larva  mengalami  penurunan  nafsu  makan  karena mengkudu  mengandung  senyawa  yang menyebabkan menurunnya nafsu makan (antifeedant). 
Karena penurunan nafsu makan  maka larva menjadi lemas dan pasif bergerak. Larva juga mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat dari warna  asalnya.

Proses Pembuatan

Untuk mengurangi populasi tikus :

1.      Proses pembuatan pestisida alami berbahan dasar mengkudu diawali dengan 
         mengumpulkan buah mengkudu yang telah masak. Semakin tua semakin bagus,    
         masukkan dalam keranjang.

2.      Potong buah mengkudu menjadi beberapa bagian. Kemudian simpan   dalam wadah.

Untuk pestisida alami :  

1.     Proses pembuatan pestisida alami berbahan dasar mengkudu diawali dengan 
        mengumpulkan buah mengkudu yang telah masak. Semakin tua semakin bagus,      
        dimasukkan dalam keranjang.

2.      Kemudian 15 - 25 gram biji buah mengkudu ditumbuk sampai halus, lalu hasil 
         tumbukannya direndam selama 1 malam dalam 1 liter air di ember, yang ditambah 1 
         gram deterjen.

3.      Dilakukan pengadukan dan penyaringan dengan kain halus. 

4.      Selanjutnya simpan larutan dalam botol ( pestisida alami ini tahan ± 1 bulan bila 
         disimpan dengan baik ).

Proses Penerapan

1.   Bawa wadah yang berisi buah mengkudu yang telah dipotong ke areal persawahan.

2.   Letakkan irisan buah mengkudu  disekitar areal persawahan, khususnya di tempat dimana sering dilalui oleh tikus.

3.   Kegiatan ini harus diulangi, agar populasi tikus dapat terus berkurang. Semakin sering 
      dilakukan pengulangan maka hasilnya akan semakin baik.

4.   Sedangkan untuk pestisida alami larutan yang telah disimpan di botol  bias langsung 
     disemprotkan ke hama sasaran. Menurut Setiawati, dkk (2008) semprotkan ke seluruh 
     bagian tanaman yang terserang pada pagi hari


MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Rabu, 20 April 2016

Bahan-bahan Baku Media Tanam Jamur Tiram

Bahan-bahan Baku Media Tanam Jamur Tiram


Media merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan budidaya jamur. Pemilihan bahan yang cocok bagi pertumbuhan merupakan kunci sukses.
Jamur pangan pada umumnya tumbuh pada media kayu walaupun ada Namur yang dibudidayakan di atas jerami yaitu jamur merang. Oleh karena itu, bahan pokok yang digunakan untuk budidaya jamur kayu yaitu serbuk gergaji kayu.

Berikut ini uraian komposisi media jamur tiram putih:

1. Serbuk Kayu

Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam (baglog). Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu pertumbuhan atau sebaliknya. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh yaitu karbohidrat serat dan lignin. Sedangkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan yaitu zat metabolit sekunder atau yang umum dikenal sebagai getah dan atsiri. Dengan demikian serbuk kayu yang yang digunakan hendaknya dari pohon tidak bergetah seperti albasia, randu, meranti dan lain-lain.
Serbuk kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan walaupun memiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan partikel, gerabah atau genting.
Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan kekeringan. Selain itu serbuk kayu yang akan digunakan haruslah masih segar. Serbuk kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminan seperti bakteri atau cendawan lain.
Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan meranti sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah. Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena akan menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur.

2. Kapur 

Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian (CaCO3). Kandungan kalsium dan karbonnya sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai penyumbang nutrisi pada saat jamur dikonsumsi.


Calcium Carbonate Tipe S.E.K (400 mesh)
Merek GK

3. Bekatul

Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila diamati bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk kulit padi. Bahan ini telah umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung didalamnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus yang masih baru dan belum bau / tengik.

4. Gips

Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media tidak akan cepat rusak. Namun penggunaan gips disebut-sebut tidak organik dan tidak sehat mungkin karena mengandung senyawa SO4, oleh karena itu gips mulai ditinggalkan oleh petani jamur.

5. Pupuk

Pemberian pupuk juga merupakan pilihan. Pupuk yang biasa diberikan yaitu urea dan SP-36. pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi pertumbuhan jamur dan dapat mempercapat pemanenan. Selain itu ukuran rata-rata jamur yang dihasilkan lebih besar.
Kelemahan hasil jamur yang menggunakan pupuk yaitu jamur menjadi lebih rentan kerusakan seperti perubahan warna dan masa simpan lebih singkat. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam jamur menjadi lebih banyak.
Penggunaan pupuk di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mereka mulai merubah dan memperlengkap nutrisi bahan media dengan biji-bijian dan bahan organik lainnya. Mereka yakin bahwa jamur yang bernilai gizi tinggi akan lebih sehat tanpa menggunakan pupuk.

Cara Budidaya Jamur Tiram dengan Media Tanam Serbuk Kayu



Cara Budidaya Jamur Tiram dengan Media Tanam Serbuk Kayu
Hasil Budidaya Jamur Tiram


Hasil Budidaya Jamur Tiram

Jamur Tiram adalah jamur untuk pangan yang sekarang ini banyak dibudidayakan masyarakat, dengan ciri – ciri tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram mengandung protein, air,kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C. Untuk budidaya jamur tiram dapat menggunakan serbuk kayu (serbuk gergaji) sebagai media tanam. Kelebihan penggunaan serbuk kayu ini antara lain mudah diperoleh dalam bentuk limbah sehingga harganya relatif murah, mudah dicampur dengan bahan-bahan lain pelengkap nutrisi, serta mudah dibentuk dan dikondisikan. Selain itu,serbuk kayu  digunakan sebagai tempat tumbuh jamur mengandung karbohidrat, serat lignin, dan lain-lain. Dari kandungan kayu tersebut ada yang berguna dan membantu pertumbuhan jamur, tetapi ada pula yang menghambat. Kandungan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur antara lain karbohidrat, lignin, dan serat, sedangkan faktor yang menghambat antara lain adanya getah dan zat ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat pada kayu). Oleh karena itu serbuk kayu yang digunakan untuk budidaya jamur sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak mengandung zat pengawet alami, tidak busuk dan tidak ditumbuhi oleh jamur atau kapang lain. Serbuk kayu yang baik adalah serbuk yang berasal dari kayu keras dan tidak banyak mengandung minyak ataupun getah.

Berikut Proses Budidaya Jamur Tiram:

1. Sediakan tempat untuk Budidaya Jamur Tiram
   Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin
   Rak Jamur


2. Siapkan media tanam jamur tiram

     Komposisi I
     Serbuk gergaji : 100kg
     Bekatul :          10kg
    Tepung Jagung : 0.5kg
    Air Sumur :        45-60% volume
    TSP :                 0.5kg
    Gipsum :        0.5kg
   Calcium Carbonate (CaCO3)  Tipe S.E.K. merek GK   :   0,5kg

    Komposisi II
    Serbuk gergaji                                                             :  30krg
    Bekatul                                                                     :     45kg
    Tapioka                                                                            :   15kg
     Air Sumur                                                                     :     45-60% volume

     Calcium Carbonate (CaCO3)  Tipe S.E.K. merek GK   :     12kg


3. Peralatan dan perlengkapan yang perlu disiapkan:
    Perlengkapan :
           Kantong plastik tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm)
           Karet pengikat
           Potongan kertas koran
           Potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).

     Peralatan  :
          Alat pengaduk bibit ( Spatula, semacam sekop atau cangkul )
          Alat sterilisasi  : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor 
          minyak/ briket batu bara)

4. Pengomposan Serbuk Kayu 
    Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah proses pelapukan bahan yang 
    dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya 
    dengan plastik. Proses pengomposan memerlukan waktu 15 hari dengan tahapan:
    Serbuk kayu yang benar – benar kering direndam dengan air bersih didalam tempat 
    selam 1 malam.
    Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan kapur beserta bekatul dan 
    diaduk sampai rata,  biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
    Selanjutnnya tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan 
    selama 5 hari
    Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. biarkan lagi tumpukan itu selama 5 hari.


5. Proses Pembungkusan 

   Tahap selanjutnya Pembungkusan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan    ukuran yang    dibutuhkan, cara pembungkusannya yaitu;
   Masukan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ ditumbuk sampai padat dengan botol    atau menggunakan    filler (alat pemadat)
   Bahan – bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukan ke dalam kantong    
   plastik. kantong plastik pada    kedua ujung pangkalnya dilipat kedalam, sehingga setelah    diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri    seperti botol.
   Kantong plastik diisi kurang lebih 3/4 bagian, kemudian yang 1/4 bagiannya dilipat 
   kedalam.
   Letakan kantong plastik yang telah diisi (polibek) dengan posisi terbalik yaitu bagian yang    dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

6. Proses Sterilisasi 
    Budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namannya proses sterilisasi media, sebab       media yang digunakan        harus dalam keadaan bersih dari microbia pathogen seperti       bakteri dan jamur.

   Berikut cara seterilisasi media:
   Siapkan alat drum perebus
   Masukan dulu sepatula yang akan digunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak 
   merepotkan saat seterilisasi alat
   Sepatula sebaiknya dibungkus dengan plastik dan ditutup agar lebih aman
   Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (sarangan 
   diletakan kira – kira 1/3 bagian    drum dari bawah. isi drum dengan air bersih kira – kira 
   1/4 bagian drum)
   Panaskan media hingga suhunya mencapai 90 deracat dan biarkan selam 8 – 9 jam
   Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik.

7. Inokulasi/ Penanaman Bibit
    Inokulasi adalahkegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah 
    disterilisasi. Baglog ditiriskan    selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian ambil dan 
    ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok    makan/ sendok bibit sekitar 3
    sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas.
    
   Pemilihan bibit  jamur tiram yang baik:
         Varitas unggul
          Umur bibit optimal 45 – 60 hari
         Warna bibit merata
         Tidak terkontaminasi

  Cara Penanaman bibit jamur adalah sebagai berikut:
      Cuci tanggan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk 
      meminimalisir kontaminan
      Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik
      Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
      Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan kapas
      Pasang kembali tutup media
      Bibit siap di inkubasi

8. Proses selanjutnya Inkubasi
   Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan 
   kondisi tertentu. Inkubasi    dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, 
   biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60      hari dengan suhu optimal 
   22 – 28 derajat celsius.

    Berikut adalah cara inkubasi:
    Letakkan media yang sudah di beri  bibit pada rak penyimpanan.
    Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.

8. Pemeliharaan
   Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka
   Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik
   Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk   mempertahankan    kelembaban udara.    Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah        kelembaban. namun, harus berhati – hati karena    semakin lembab lingkungannya    
   semakin memicu terjadinya kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur tiram    putih 
   dilakukan di tempat yang lembab sebaiknya kadar nutrisinya dikurangi untuk menghambat    pertumbuhan  bakteri dan jamur penyakit.

9. Masa Panen
   Jamur tiram putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. 
   Untuk pemanenan    sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahaankan 
   kesegaran dan mempermudah pemasaran.

MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com


Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955


Bahan dan cara pembuatan dupa






CARA dan BAHAN MEMBUAT DUPA

A. Bahan – bahan yang dibutuhkan :

1.Serbu kayu (bisa dibuat dari serbuk gergaji kayu.
   Kayu yang digunakan dapat dari kayu cendana, kamper, batok kelapa atau kayu lain yang    sifatnya mudah terbakar. 
   Serbuk kayu ini harus diayak agar didapat hasil yang halus. Serbuk kayu dapat diperoleh 
   di tempat usaha penggergajian kayu. 
   Untuk pewangi alami, dapat ditambah dengan serbuk bunga kering. Bunga yang telah 
   dijemur sampai kering, ditumbuk hingga halus dan dicampurkan kedalah serbuk pengisi 
   tadi).

2.Lem kayu

3.Soda api

4.Tangkai stick dari bambu

5.Pewangi/aroma ditambah metanol. Pewangi dapat diperoleh di toko-toko bahan kimia. 
   Takaran Campuran pewangi dapat dikreasikan sendiri
.
6.Air

7. Calcium Carbonate Tipe Super 1000 (800mesh) GK
     Calcium Carbonate Tipe Super 1000 GK, bahan pembantu ini berfungsi membantu 
     proses pembakaran  dupa. Abu yang dihasilkan dengan memakai Calsium 
     Carbonate Super 1000 bisa bewarna putih.


B. Peralatan yang diperlukan :

1.Tabung dan gelas ukur.
2.Pipa paralon.
3.Pengayakan.
4.Penumbuk
5.Plastik pembungkus dan label.
6.Baskom.
7.Lilin.


C. Cara membuat :

1.Cara membuat stick :
a.Bambu petung, bambu yang baik dipakai adalah bambu petung yang keadaannya tidak 
   terlalu tua.

b.Bambu dibelah kecil-kecil seperti lidi dengan ukuran diameter 1-2 mm dan panjangnya 
   antara 15 – 40 cm dan sesuai dengan panjang dupa yang dibuat.

c.Jemur hingga kering.

d.Sortasi dan bersihkan rambut – rambut kayu.

2.Cara membuat dupa :

a.Stick yang sudah siap dipakai dimasukkan kedalam perekat (lem kayu) yang telah 
   dicampur air.

b.Selanjutnya dimasukkan ke dalam serbuk (pengisi) dupa.

c.Jemur kurang lebih 15 menit.

d.Kembali dimasukkan kedalam air lagi.

e.Kemudian masukkan kedalam serbuk pengisi lalu dijemur.

f. Ulangi cara diatas sampai 3x atau disesuaikan dengan besar dupa yang diinginkan dan 
   dijemur.

g. Setelah setengah kering, dimasukkan kedalam pipa paralon lalu digiling-giling supaya 
    dupa menjadi halus.

h. Setelah kering selanjutnya diberi aroma pewangi.

i.Pengisian aroma sesuai dengan selera secara dicelup maupun disemprot.

j.Selanjutnya dikeringkan kembali sampai cukup dikemas atau packing.




ALUR KERJA PEMBUATAN DUPA
1.Pemotongan, pembelahan, dan penghalusan bambu:
•Diameter bambu 2mm
•Panjang bambu antara 15-40cm

2.Pencelupan stick bambu ke soda api dan pemilinan stick ke lengket, serbuk kayu&bunga, 
   serbuk jati:
•Celupkan stick bambu ke soda api, tiriskan 5 menit.

•Pilin (pertama) stick ke serbuk lengket.

•Celupkan stick yang berisi lengket ke soda api, tiriskan 5 menit.

•Pilin (kedua) stick ke serbuk kayu dan bunga.

3.Pencelupan stik dupa yang sudah jadi kepewangi:
•Minyak cempaka  20ml
•Minyak cendana  20ml
•Minyak lotus  30ml
•Methanol  1 l



4.Pengemasan dupa dengan plastik yang dipress dengan lilin dan dibungkus dengan    pembungkus dupa.


MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Menghemat plaster dan plamir dinding

Penggunaan semen untuk pekerjaan acian plesteran dinding menurut analisa harga satuan pekerjaan konsstruksi, memerlukan kurang lebih 4 kg semen pc per m2.
Kalau untuk 100 m2 acian berarti memerlukan semen (100 x 4 kg)/50 = 8 zak semen ukuran 50 kg.
Rumah ukuran 6 x 6 m luas aciannya kurang lebih 216 m2, berarti membutuhkan semen untuk acian : (216 x 4 kg))/50 = 17 zak semen 50 kg.

Apa perlu  dihemat? Apakah tidak akan  berpengaruh terhadap kekuatan bangunan?  Bagaimana cara mengematnya? Baiklah satu persatu akan saya jelaskan.

Apakah perlu dihemat?

Perlu tidaknya menghemat penggunaan semen pada pekerjaan acian, jawabannya ada pada Anda.
Saya hanya memberikan alternatif dalam penghematan biaya, sebab pekerjaan acian bukanlah pekerjaan struktur yang tidak boleh dikurangi kualitasnya.

Pengaruh terhadap kekuatan bangunan

Pekerjaan acian bukanlah pekerjaan struktur seperti saya sebutkan di atas, jadi tidak akan berpengaruh terhadap kekuatan bangunan.
Kekuatan bangunan ada pada struktur seperti : pondasi, beton sloof, beton kolom, dan ring balok. Nah untuk pekerjaan struktur tersebut jangan coba-coba untuk mengurangi kualitasnya.
Kualitas bukan hanya komposisi campuran adukan, tetapi kualitas bahan yang digunakan harus dijaga.. terutama kualitas pasir, split, dan batu belah.
Walaupun komposisi adukan sesuai dan benar, misalnya beton 1:2:3, tetapi kalau kualitas pasir dan splitnya jelek.. maka kualitas beton yang dihasilkan juga akan jelek pula.

Cara Menghematnya

Cara mengematnya adalah dengan menggunakan campuran calcium carbonate Panerplas yang banyak dijual di toko bahan bangunan.
Campuran yang digunakan adalah 1 : 3 yaitu 1 kg semen dicampur dengan 3 kg calcium carbonate Panerplas



Dengan adanya penghematan biaya sebesar 50% lebih, maka kebutuhan semen secara keseluruhan penggunaan semen akan lumayan berkurang, tanpa berpengaruh terhadap kualitas bangunan.
Tapi mohon diingat, komposisi adukan plesteran jangan dikurangi. Kebutuhan semen untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dengan ketebalan 2 cm, adukan 1 semen : 5 pasir membutuhkan 7,2 kg semen.

Itulah cara menghemat penggunaan semen pada pekerjaan acian plesteran dinding rumah tanpa mengurangi kualitas kekuatan bangunan.

MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Cara Pembuatan Sabun Cream

CREAM DETERGENT

Bahan-bahan
- ABS
- Caustik Soda
- Cellulose Gum
- CMC Finfix
- Soda Ash Dense
- STPP
- Sodium Sulfat
- Sodium Silicate
- Calsium Carbonate merek GK (500 mesh)
- Kaolin / Talk
- Air 16 liter


Calcium Carbonate (CaCO3)
Type SE.S GK  (500 Mesh)



Cara Pembuatan :
Cellulose Gum + CMC Finfix taburkan di atas air (3 liter), aduk-aduk dan tunggu sampai Cellulose Gum & CMC Finfix mengembang ( di wadah lain)
Caustic Soda + air (2 liter), dimixer sampai larut
(2) + ABS, dimixer sampai rata
(3) + (1) dimixer sampai rata
Soda Ash Dense + air (3 liter) aduk sampai rata (di wadah lain)
(5) + STPP aduk sampai rata
(6) + Sodium Sulfat, aduk sampai rata
(7) + Sodium Silicate, aduk sampai rata
(4) + (8) dimixer sampai rata
(9) + Pewarna pasta (25 cc), dimixer sampai rata
(10) + parfum, dimixer sampai rata
(11) + Calcium Carbonate (mesh 500), dimixer sampai rata
(12) + Talk, dimixer sampai rata

KETERANGAN CREAM DETERGENT

ABS ( Alkyl Benzene Sulfonat ) merupakan bahan utama untuk pembuatan sabun cream, menghasilkan sabun dengan Caustic soda

Caustic soda merupakan bahan untuk membentuk reaksi penyabunan dengan ABS sehingga apabila ABS sudah bergabung dengan Caustic soda akan terjadi sabun. Pemakaian Caustic soda antara 24 – 35 gram, kalau terlalu banyak efeknya panas di tangan.

Cellulose Gum adalah sejenis CMC yang berfungsi sebagai pengental dan hasil jadinya bisa lebih liat dan kenyal.

Soda ash ada bermacam – macam , yaitu : Soda ash Dense - Soda ash Light - Soda ash Needle.

Untuk sabun cream ini cukup dipakai yang paling murah , yaitu Soda ash dense. Fungsinya sama yaitu untuk membersihkan kotoran

STPP ( Sodium Tripoly Phosphate ) gunanya untuk meluruhkan noda

Sodium sulfat adalah surfactant / pembersih yang sifatnya anorganik

Sodium silicate berfungsi untuk membantu membersihkan minyak/ lemak

Filler / pengisi yang dipakai :

- Talk / Kaolin dipakai karena bentuknya halus dan ringan sehingga diharapkan hasil jadinya bisa kelihatan banyak

- Calsium carbonate ada mesh 1200 , mesh 1000 , mesh 800, mesh 500 , mesh 325.

Yang kita pakai dalam resep ini mesh 500 karena harganya murah dan ukuran partikel serbuknya tidak terlalu kasar.

Pemakaiannya antara 500 – 550 gram disesuaikan dengan kebutuhan , ingin hasil jadinya padat seberapa.

Pewarna yang dipakai sebaiknya pewarna yang khusus untuk sabun, supaya warnanya bagus dan tidak berubah

· Parfum yang dipakai sebaiknya dipilih yang perfume oil , supaya pemakaiannya sedikit tapi cukup tajam baunya . Pemakaian parfum umumnya 3 – 4 cc

Ada bermacam – macam parfum yang biasa dipakai untuk sabun ini , yaitu : Floral , Lemon 160 , Violetta, Lemon B, Total Fresh dan Fressia.

sumber : http://pakdejongko.blogspot.co.id/2015/05/cream-detergent-bahan-bahan-a.html

MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Cara membuat cat tembok



Kebutuhan cat tembok sangatlah besar karena hampir setiap waktu ada saja bangunan dibuat, atau sebagian orang ingin selalu memperbarui warna catnya agar tembok terlihat baru, tetapi dengan harga yang mahal tentu saja membuat sebagian orang mengurungkan niat tersebut.

Bila Anda ingin membuat sendiri cat tembok atau ingin memproduksi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, silahkan ikuti langkah-langkah cara pembuatann cat tembok di bawah ini:

CALCIUM CARBONATE (CaCO3) 
SUPER 1000 GK  


Kebutuhan cat tembok sangatlah besar karena hampir setiap waktu ada saja bangunan dibuat, atau sebagian orang ingin selalu memperbarui warna catnya agar tembok terlihat baru, tetapi dengan harga yang mahal tentu saja membuat sebagian orang mengurungkan niat tersebut.

Bila Anda ingin membuat sendiri cat tembok atau ingin memproduksi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, silahkan ikuti langkah-langkah cara pembuatann cat tembok di bawah ini:

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. 2kg Calsium Carbonat Super 1000 GK (S1000 GK)
2. 2ons Titan dioksida (TiO2)
3. 1kg propylene vinyl acrylic (P.V.A.C)
4. 3/4 liter air (H2O)
5. Pigmen colour secukupnya
6. 1kg Kaolin
7. 10cc Pine oil



Langkah-langkah pembuatan:
  1. Larutkan Calsium Carbonat (CaCO3) Super 1000 GK (S1000 GK ), air (H2O), dan propylene vinyl acrylic (P.V.A.C). kemudian aduk sampai larut, dalam tahap ini Anda dapat menggunakn mixer kue untuk mempercepat pencampuran. larutan (a)
  2. Titan dioksida (TiO2) dilarutkan pada larutan (a),aduk sampai menjadi senyawa/larut. larutan (b)
  3. Kaolin dilarutkan pada larutan (b),aduklah sampai senyawa lagi. larutan (c)
  4. masukan pigment colour ke dalam Larutan (c), aduk lagi sampai rata. Dalam tahap ini campuran sudah menjadi cat mentah yang disebut blank point.
  5. larutkan pine oil yang berguna untuk memperkuat warna meski ditambah air saat akan digunakan.
Catatan:
  • Calsium Carbonat (CaCO3) Super 1000 GK (S1000 GK) berbentuk tepung putih, sifatnya mudah larut dalam air, senyawa dengan kulit manusia
  • Titan dioksida (TiO2) bentuknya tepung putih juga,namun sifatnya berbeda yaitu lengket.Mudah larut dengan H2O dan tidak senyawa dengan kulit manusia, jadi jika TiO2 ini kita taruh lalu kita gosok ke tangan kita tetap tidak akan bisa hilang.
  • Propylene vinyl acrylic (P.V.A.C) Ini bentuknya putih lengket, berfungsi memperkuat cat tembok supaya tidak luntur.
  • Piqment colour ini adalah warna khusus untuk membuat cat tembok.
  • Kaolin bentuknya tepung putih agak kotor dan gunanya untuk menambah volume cat.
  • Pine oil gunanya untuk penguat warna dan aroma.
MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988

email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Jenis-jenis pupuk dan permasalahannya

Pupuk Dasar (Dolomit)

Pupuk Dasar berfungsi terhadap reaksi pH tanah (kesuburan tanah) yang sangat menentukan efisiensi pemupukan. 

Secara umum tanah-tanah di Indonesia bereaksi masam. Untuk itu, peran pupuk dasar sangat penting untuk perkembangan akar sehingga mempu menyerap hara dalam tanah.(IFDC, 1987. Fertilizer Manual. International Fertilizer Development Centre. United Nation Industrial Development Organization)

Reaksi tanah berdaya pengaruh langsung dan tak langsung terhadap perkembangan tanaman. Daya pengaruh langsung ialah pengendalian ketersediaan hara tumbuhan dan kegiatan jasad renik tanah.




Pupuk Makro

1. Pupuk Urea
Merupakan pupuk Nitrogen untuk pertumbuhan akar, batang dan daun. Sebelum diserap oleh akar, nitrogen terlebih dahulu diubah menjadi nitrat melalui beberapa tahapan proses alamiah. Pupuk urea sangat peka terhadap air / uap air dan suhu udara. Urea yang terurai oleh air menjadi Carbon Dioksida (CO2) dan Amoniak (NH3). Kedua senyawa ini pada suhu khatulistiwa 28º – 31º C akan menjadi gas. Pada musim kemarau hampir 55 % dari dosis urea yang ditaburkan hilang oleh penguapan. Dan dimusim hujan, urea akan larut dalam air mencapai 79% dan hilang dalam proses pencucian. Maka sangat tidak menguntungkan jika urea ditaburkan  pada saat matahari sangat terik atau saat jumlah air melimpah. (Cooke, G.W. 1982. Fertilizer For Maximum Yield. Granada Publishing. London)

2. Pupuk Phospat (TSP, SP-36, CiRP, RP dan lainnya)
Pupuk unsur hara Fosfor (P) yang merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Fosfor berfungsi sebagai bahan pembentuk protein, membantu asimilasi serta mempercepat pembentukan bunga, pematangan biji dan buah. Sifat fosfat ini bereaksi dengan logam-logam berat, sehingga hanya 1/4 hingga 1/3 bagian dari fosfat yang dapat dimanfaatkan tanaman. Selebihnya membentuk endapan yang sulit larut dalam air (fiksasi). Proses ini menjadikan lapisan tanah mengeras, terutama lahan yang sudah berulang kali ditaburi fosfat. Efek keseluruhannya menyebabkan tertutupnya pori-pori tanah sehingga transportasi udara, air dan unsur hara tidak berjalan serta mikroba-mikroba yang bekerja menyuburkan tanah terancam punah. (Tan Kim Hong, 1982. Principles of Soil  Chemistry. Marcel Dekker Inc. New York)

Rendahnya kadar sulfur (S) di dalam tanah disebabkan oleh penyerapan tanaman yang tinggi, rendahnya kadar sulfur di dalam pupuk yang selama ini dipakai oleh petani kelapa sawit dan rendahnya kemampuan tanah dalam menyediakan sulfur. Sulfur diperlukan dalam jumlah yang tinggi sesudah nitrogen karena kelapa sawit termasuk tanaman yang bijinya menghasilkan minyak (oil seed). Semua tanaman jenis ini memerlukan sulfur dalam jumlah yang banyak untuk pembentukan asam amino dalam menghasilkan protein nabati yang terkandung di dalam minyak sawit (Kamprath dan Till, 1983).

Pupuk yang dipakai oleh petani mengandung sulfur yang sangat rendah sehingga kontribusinya dalam menyediakan sulfur juga rendah. Sedangkan kadar sulfur di dalam tanah kering masam yang jauh dari lokasi industri termasuk sangat rendah-rendah (masih <250 ppm) karena sumbangan dari udara, dan air hujan rendah (<5 kg ha-1 tahun-1) (Gupta dan Dubey, 1998).

3. Pupuk MOP (KCL)
Merupakan sumber Kalium (K) bagi tanaman. Fungsi utamanya membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Untuk tanah yang liat kalium yang ditaburkan terikat oleh komponen tanah sehingga hanya 1/4 hingga 1/3 dosis yang dapat terserap tanaman. Untuk tanah berpasir dimana pori-pori tanah cukup besar maka pupuk kalium mudah tercuci dan terbawa aliran air.

Untuk kasus kalium, kadarnya yang rendah dimungkinkan oleh tingginya kebutuhan kelapa sawit akan kalium sehingga terjadi penyerapan yang melebihi unsur hara lainnya. Hal ini dilaporkan oleh Moody et al. (2002) bahwa untuk menghasilkan sebanyak 27 ton TBS, kelapa sawit memerlukan kalium tertinggi sebanyak 257 kg, diikuti oleh nitrogen, sulfur, magnesium, kalsium, dan fosfor, masing-masing sebanyak 190, 60, 54, 43, dan 26 kg.

Pupuk Mikro

Unsur hara mikro sangat dibutuhkan tanaman sekalipun dalam jumlah yang kecil. Manakala tanaman kekurangan satu atau lebih unsur hara mikro maka akan terjadi gejala yang tidak baik dalam pertumbuhannya. Sebagai contoh jika tanaman kekurangan tembaga (Cu) menyebabkan ujung daun menjadi layu bahkan menyebabkan klorosis. Sedangkan kekurangan Seng (Zn) menyebabkan daun menjadi kekuning-kuningan atau kemerahan. Yang termasuk unsur hara mkro adalah Besi (Fe) Seng (Zn) Tembaga (Cu) Mangan (Mn) Boron (B) dan Molipden (Mo). Peranan unsur hara mikro sangat penting dalam mengaktifkan kinerja enzim dalam berbagai konsep fisiologis yang berlangsung pada tanaman. (Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Sumatera Utara. Medan)


Slow Release

Pupuk slow release adalah pupuk yang mampu melepas unsur hara secara lambat dengan volume pelepasan mendekati kapasitas akar tanaman dalam menyerap unsur hara, tetapi berlangsung dalam waktu yang lebih lama sehingga mengurangi kehilangan unsur ke lingkungan. Taylor (2002). Disisi lain, sifat pupuk slow release adalah adanya pengurangan kebutuhan yang diperlukan petani karena dosis pemupukan optimum menurun. Pengurangan kebutuhan pupuk ini sangat berkaitan dengan efisiensi pemupukan yang semakin meningkat serta menurunnya kehilangan pupuk melalui penguapan, erosi, aliran permukaan dan pencucian.


MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com


Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955