PEMUPUKANTujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan.
A. PERANAN UNSUR HARANitrogen
• Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa• Kekurangan
Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat
pertumbuhan.• Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan
terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya
buah jadi.
Defisiensi N
• Defisiensi N - drainase buruk• Defisiensi Cu - ujung daun kering• Penyebab
defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan
organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan
Nitrogen tidak efektif.• Upaya : Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea
pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab,
kendalikan gulma.
Phosphor
• Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan
akar serta memperbaiki mutu buah• Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.• Indikasi
kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan
bintil akar yang sedikit.• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ),
Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.• Upaya :
Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P
tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.
Kalium
• Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.• Kekurangan K
menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan
mati.• Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti
Ganoderma.• Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio
minyak terhadap tandan menurun.• Penyebab kekurangan K : K didalam tanah
rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan
tukar kation rendah.• Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa
sawit, perbaiki kemampuan tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada
pinggir piringan.
Defisiensi K - Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)
Magnesium ( Mg )
• Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun
pengaktifan enzim.• Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau
kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu
kering.• Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya
aplikasi Mg, ketidak seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( >
3.500 mm/tahun ), tekstur pasir dengan top soil tipis.• Upaya : Rasio Ca/Mg
dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa sawit,
gunakan Dolomite Halus PANJI jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada
pinggir piringan.
Defisiensi Mg - Sisi daun yang terkena sinar matahari menguning.
• Defisiensi Cu - Ujung anak daun nekrosis• Tumbuh kerdilTembaga ( Cu )•
Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.• Kekurangan Cu
menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow.• Jaringan klorosis
hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning
berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian
mati.• Penyebab defisiensi Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau
pasir, tingginya aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.• Upaya :
Perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.
Boron
• Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam
nukleat dan protein.• Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga
bagian atas tanaman terlihat merata.• Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya
B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.• Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2
kg/pohon/tahun pada pangkal batang. Pelepah memendek, Malformasi anak
daun, Daun mengkerut
B. JENIS DAN SIFAT PUPUK
Sumber Hara:
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang,
Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal,
Campur, Majemuk, Majemuk khusus
Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak
terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai
rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara
manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman
campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga
per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah,
sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus :
Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet
atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya,
efektivitas masih perlu diuji.
Sifat PupukSifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk
hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah
ada.
C. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi
penutup tanah, kondisi visual tanaman.• Waktu pemupukan ditentukan
berdasarkan jadual, umur tanaman.• Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari
pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.• Setelah itu ZA, Dolomite Halus PANJI,
MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.• Boron
ditebarkan diketiak pelepah daun• ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam
selang waktuyang berdekatan.•
Dolomite Halus PANJI tidak boleh dicampur dengan ZA.
Dolomite Halus PANJI dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk
lainnya jika curah hujan > 60 mm.•
Jarak waktu pemberian Dolomite Halus PANJI dengan ZA minimal
2 minggu.•
Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.
D. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)
• Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)• Dosis pupuk
ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah,
produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.• Waktu
pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.
E. Waktu Dan Frekwensi Pemupukan
Waktu Pemupukan
• Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.•
Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.• Pupuk Dolomite Halus Panji diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk
memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP
(KCl) dan rea/Z A.• Jarak waktu penaburan Dolomit Halus PANJI dengan
Urea/ZA minimal 2 minggu.• Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2
(dua) bulan.
Frekwensi Pemupukan
• Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk,
dan umur - kondisi tanaman.• Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu
dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.• Frekwensi pemupukan yang
tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu
kegiatan kebun lainnya.
A. PERANAN UNSUR HARANitrogen
• Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa• Kekurangan
Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat
pertumbuhan.• Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan
terhadap penyakit/hama, kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya
buah jadi.
Defisiensi N
• Defisiensi N - drainase buruk• Defisiensi Cu - ujung daun kering• Penyebab
defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan
organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan
Nitrogen tidak efektif.• Upaya : Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea
pada tanaman kelapa sawit, aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab,
kendalikan gulma.
Phosphor
• Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan
akar serta memperbaiki mutu buah• Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.• Indikasi
kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan
bintil akar yang sedikit.• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ),
Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.• Upaya :
Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P
tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.
Kalium
• Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan
terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.• Kekurangan K
menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan
mati.• Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti
Ganoderma.• Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio
minyak terhadap tandan menurun.• Penyebab kekurangan K : K didalam tanah
rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan kemampuan
tukar kation rendah.• Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa
sawit, perbaiki kemampuan tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada
pinggir piringan.
Defisiensi K - Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)
Magnesium ( Mg )
• Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun
pengaktifan enzim.• Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau
kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu
kering.• Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya
aplikasi Mg, ketidak seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( >
3.500 mm/tahun ), tekstur pasir dengan top soil tipis.• Upaya : Rasio Ca/Mg
dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa sawit,
gunakan Dolomite Halus PANJI jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada
pinggir piringan.
Defisiensi Mg - Sisi daun yang terkena sinar matahari menguning.
• Defisiensi Cu - Ujung anak daun nekrosis• Tumbuh kerdilTembaga ( Cu )•
Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.• Kekurangan Cu
menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow.• Jaringan klorosis
hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda. Bercak kuning
berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat kemudian
mati.• Penyebab defisiensi Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau
pasir, tingginya aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.• Upaya :
Perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.
Boron
• Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam
nukleat dan protein.• Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga
bagian atas tanaman terlihat merata.• Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya
B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.• Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2
kg/pohon/tahun pada pangkal batang. Pelepah memendek, Malformasi anak
daun, Daun mengkerut
B. JENIS DAN SIFAT PUPUK
Sumber Hara:
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang,
Limbah cair dan kacangan penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal,
Campur, Majemuk, Majemuk khusus
Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak
terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai
rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara
manual, sekali aplikasi, tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman
campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga
per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah,
sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus :
Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk tablet
atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya,
efektivitas masih perlu diuji.
Sifat PupukSifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk
hendaknya mengacu pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah
ada.
C. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi
penutup tanah, kondisi visual tanaman.• Waktu pemupukan ditentukan
berdasarkan jadual, umur tanaman.• Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari
pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.• Setelah itu ZA, Dolomite Halus PANJI,
MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.• Boron
ditebarkan diketiak pelepah daun• ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam
selang waktuyang berdekatan.•
Dolomite Halus PANJI tidak boleh dicampur dengan ZA.
Dolomite Halus PANJI dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk
lainnya jika curah hujan > 60 mm.•
Jarak waktu pemberian Dolomite Halus PANJI dengan ZA minimal
2 minggu.•
Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.
Dolomite Halus Panji SNI
D. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)
• Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode)• Dosis pupuk
ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisa daun, jenis tanah,
produksi tanaman, hasil percobaan dan kondisi visual tanaman.• Waktu
pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan.
E. Waktu Dan Frekwensi Pemupukan
Waktu Pemupukan
• Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.•
Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.• Pupuk Dolomite Halus Panji diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk
memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP
(KCl) dan rea/Z A.• Jarak waktu penaburan Dolomit Halus PANJI dengan
Urea/ZA minimal 2 minggu.• Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2
(dua) bulan.
Frekwensi Pemupukan
• Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk,
dan umur - kondisi tanaman.• Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu
dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.• Frekwensi pemupukan yang
tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu
kegiatan kebun lainnya.
MARKETING & INFO :
Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com
Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com
Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955
Tidak ada komentar:
Posting Komentar