Media merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan budidaya jamur. Pemilihan bahan yang cocok bagi pertumbuhan merupakan kunci sukses.
Jamur pangan pada umumnya tumbuh pada media kayu walaupun ada Namur yang dibudidayakan di atas jerami yaitu jamur merang. Oleh karena itu, bahan pokok yang digunakan untuk budidaya jamur kayu yaitu serbuk gergaji kayu.
Berikut ini uraian komposisi media jamur tiram putih:
1. Serbuk Kayu
Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam (baglog). Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu pertumbuhan atau sebaliknya. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh yaitu karbohidrat serat dan lignin. Sedangkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan yaitu zat metabolit sekunder atau yang umum dikenal sebagai getah dan atsiri. Dengan demikian serbuk kayu yang yang digunakan hendaknya dari pohon tidak bergetah seperti albasia, randu, meranti dan lain-lain.
Serbuk kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan walaupun memiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan partikel, gerabah atau genting.
Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan kekeringan. Selain itu serbuk kayu yang akan digunakan haruslah masih segar. Serbuk kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminan seperti bakteri atau cendawan lain.
Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan meranti sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah. Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena akan menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur.
2. Kapur
Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian (CaCO3). Kandungan kalsium dan karbonnya sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai penyumbang nutrisi pada saat jamur dikonsumsi.
Calcium Carbonate Tipe S.E.K (400 mesh)
Merek GK
3. Bekatul
Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila diamati bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk kulit padi. Bahan ini telah umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung didalamnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus yang masih baru dan belum bau / tengik.
4. Gips
Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media tidak akan cepat rusak. Namun penggunaan gips disebut-sebut tidak organik dan tidak sehat mungkin karena mengandung senyawa SO4, oleh karena itu gips mulai ditinggalkan oleh petani jamur.
5. Pupuk
Pemberian pupuk juga merupakan pilihan. Pupuk yang biasa diberikan yaitu urea dan SP-36. pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi pertumbuhan jamur dan dapat mempercapat pemanenan. Selain itu ukuran rata-rata jamur yang dihasilkan lebih besar.
Kelemahan hasil jamur yang menggunakan pupuk yaitu jamur menjadi lebih rentan kerusakan seperti perubahan warna dan masa simpan lebih singkat. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam jamur menjadi lebih banyak.
Penggunaan pupuk di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mereka mulai merubah dan memperlengkap nutrisi bahan media dengan biji-bijian dan bahan organik lainnya. Mereka yakin bahwa jamur yang bernilai gizi tinggi akan lebih sehat tanpa menggunakan pupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar