PT. PANJI WIRA SURYA MANDIRI

PANJI merupakan produsen Dolomite, Kapur Pertanian, Calcium Carbonate, Hydrated Lime, Quick Lime dan Clay. Lokasi Pabrik dan Gudang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Info dan Pemasaran : 0852-6591-8610

Kamis, 21 April 2016

Pemanfaatan buah mengkudu sebagai pestisida alami



Dalam program pembuatan pestisida alami ini bahan baku utama yang digunakan
untuk membuat  pestisida alami  adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia L).


Buah mengkudu / pace  (Jawa) merupakan buah yang dihasilkan dari tanaman mengkudu dengan permukaan tidak teratur, berdaging, , panjang 5-10 cm, warnanya hijau, semakin tua menjadi kekuningan hingga putih transparan, daging buah berbau tidak sedap (Purba, 2007). Bau tak sedap ini berasal dari kandungan yang ada pada mengkudu.

Menurut Widayat (2012) asam kaproat dan asam kaprik yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu. Buah mengkudu sangat  efektif  dijadikan  sebagai  pestisida alami karena merupakan bahan  yang  tidak  disukai  oleh  tikus diduga aroma buah mengkudu memiliki kemampuan untuk mengurangi populasi tikus (Gunawan, 2007). Semakin tua buah mengkudu tersebut maka semakin bagus bila digunakan sebagai pestisida alami (Hermawan, 2010).

Buah mengkudu dapat menekan pertumbuhan bakteri serta dapat berfungsi sebagai antibakteri. 
Hal ini sesuai dengan Efri dan Aeny (2004) yang menyatakan beberapa senyawa yang terkandung dalam mengkudu dilaporkan sebagai zat antibakteri yaitu acubin, alizarin dan antraquinon. Mengkudu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai insektisida. Menurut Hasnah dan Nasril (2009) salah  satu  tanaman  yang bersifat  sebagai  insektisida  nabati adalah  mengkudu  (Morinda  citrifolia L.).  

Mengkudu  mengandung minyak  atsiri,  alkaloid,  saponin, flavonoid, polifenol dan antrakuinon. Kandungan  lainnya  adalah  terpenoid, asam  askorbat,  scolopetin, 
serotonin, damnacanthal,  resin,  glikosida, eugenol  dan  proxeronin (Asmaliyah, dkk. 2010). Wardiny, dkk (2012) juga menjelaskan bahwa  mengkudu  memiliki  kandungan antraquinon,  asam  amino,  glikosida, senyawa  fenolik,  dan  asam  ursulat.  Kandungan alkaloid,  fenol,  glikosida,  dan antraquinon ini merupakan suatu zat aktif yang bersifat antimikrobia, antibakteri dan antiinflamasi.

Selain hal diatas buah mengkudu juga dapat menekan pertumbuhan hama lain seperti ulat. Senyawa dalam mengkudu dapat mengurangi nafsu makan dari ulat tersebut yang memakan daun yang telah disemprot insektisida mengkudu. 

Menurut Sari, dkk (2013) perilaku larva setelah memakan daun yang telah diaplikasikan dengan insektisida mengkudu, larva  mengalami  penurunan  nafsu  makan  karena mengkudu  mengandung  senyawa  yang menyebabkan menurunnya nafsu makan (antifeedant). 
Karena penurunan nafsu makan  maka larva menjadi lemas dan pasif bergerak. Larva juga mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat dari warna  asalnya.

Proses Pembuatan

Untuk mengurangi populasi tikus :

1.      Proses pembuatan pestisida alami berbahan dasar mengkudu diawali dengan 
         mengumpulkan buah mengkudu yang telah masak. Semakin tua semakin bagus,    
         masukkan dalam keranjang.

2.      Potong buah mengkudu menjadi beberapa bagian. Kemudian simpan   dalam wadah.

Untuk pestisida alami :  

1.     Proses pembuatan pestisida alami berbahan dasar mengkudu diawali dengan 
        mengumpulkan buah mengkudu yang telah masak. Semakin tua semakin bagus,      
        dimasukkan dalam keranjang.

2.      Kemudian 15 - 25 gram biji buah mengkudu ditumbuk sampai halus, lalu hasil 
         tumbukannya direndam selama 1 malam dalam 1 liter air di ember, yang ditambah 1 
         gram deterjen.

3.      Dilakukan pengadukan dan penyaringan dengan kain halus. 

4.      Selanjutnya simpan larutan dalam botol ( pestisida alami ini tahan ± 1 bulan bila 
         disimpan dengan baik ).

Proses Penerapan

1.   Bawa wadah yang berisi buah mengkudu yang telah dipotong ke areal persawahan.

2.   Letakkan irisan buah mengkudu  disekitar areal persawahan, khususnya di tempat dimana sering dilalui oleh tikus.

3.   Kegiatan ini harus diulangi, agar populasi tikus dapat terus berkurang. Semakin sering 
      dilakukan pengulangan maka hasilnya akan semakin baik.

4.   Sedangkan untuk pestisida alami larutan yang telah disimpan di botol  bias langsung 
     disemprotkan ke hama sasaran. Menurut Setiawati, dkk (2008) semprotkan ke seluruh 
     bagian tanaman yang terserang pada pagi hari


MARKETING  & INFO :

Hery Sunardi / 0852 6591 8610
email : hery.sunardi@hotmail.com

Danny Liangga / 0852 0762 9988
email : dannyliangga@rocketmail.com

Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Tidak ada komentar:

Posting Komentar