PT. PANJI WIRA SURYA MANDIRI

PANJI merupakan produsen Dolomite, Kapur Pertanian, Calcium Carbonate, Hydrated Lime, Quick Lime dan Clay. Lokasi Pabrik dan Gudang berada di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Info dan Pemasaran : 0852-6591-8610

Senin, 18 April 2016

MENGOLAH JERAMI TANAMAN PADI MENJADI LEBIH BERMANFAAT BAGI PETANI

Jerami sebagai wadah dinding




Kreatif dengan jerami padi




Ketika dilapangan kita menganjurkan kepada para petani untuk tidak membakar atau membuang jerami tanaman padi di sawah mereka apakah kita sudah punya solusi cara mengelola jerami tersebut? Perlu diketahui beberapa fakta dilapangan yang menyebabkan petani lebih suka membakar jerami:

Jika jerami kita tumpuk disawah otomatis akan menjadi sarang hama tikus bahkan hama-hama yang lain.
Jerami yang ditumpuk memakan waktu berbulan-bulan agar bisa busuk, apalagi kalau musim kemarau akan lebih lama lagi karena jerami cenderung kering.
Jika jerami langsung kita sebar disawah dan langsung diadakan pengolahan tanah akan menyebabkan tanah menjadi masam (asem-asemen) kalau orang banyumas bilang dan pH tanah menjadi turun.

Petani lebih suka membakar jerami karena lebih praktis dan mudah dalam mengelola jerami. Padahal dengan dibakar otomatis jerami tersebut hanya akan menjadi abu dan karbon di tanah. Selain itu dengan pembakaran jerami berarti petani akan ikut andil dalam perusakan lapisan ozon pada bumi kita. Sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

Lalu bagaimana cara yang praktis dalam mengelola jerami ini? telah kita ketahui petani itu tidak mau yang ribet-ribet dan maunya serba praktis dan mudah. Solusi pengelolaan jerami yang mudah dan praktis diantaranya:

Membuat jerami menjadi kompos. Seperti halnya membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami juga memerlukan mikro organisme dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi. 

Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 -20 hari untuk membuat kompos yang siap pake dan langsung bisa diaplikasi ke sawah lagi. Dalam proses mengkomposkan jerami bisa ditambah dengan kotoran sapi ataupun sampah hijau (bahan organik) yang lain.

Membuat jerami menjadi tape jerami. Tape jerami adalah hasil olahan jerami dengan cara difermentasi sehingga menjadi bahan yang siap dikonsumsi ternak ruminansia. 

Dengan dibuat tape jerami kandungan protein, nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat. Pada pembuatan tape jerami dekomposer yang digunakan biasanya adalah golongan jamur karena prinsip kerjanya sama dengan pembuatan tempe. 
Kotoran ternak hasil mengkonsumsi tape jerami sangat bagus digunakan untuk kompos sawah kita.

Membuat jerami menjadi media tanam jamur. Dalam budidaya jamur merang dan jamur kancing jerami padi merupakan bahan yang wajib digunakan untuk media tanamnya. Limbah media jamur merang dan kancing yang tidak digunakan sangat baik didaur ulang ke kesawah digunakan sebagai kompos.

Setelah kita mengetahui manfaat dari jerami padi diatas alangkah baiknya jika kita menggunakan limbah tanaman padi tersebut untuk menjadikannya lebih bermanfaat, daripada sekedar dibakar ataupun hanya ditumpuk disawah.

Salam pertanian. Untuk mempertahan kesuburan tanah ini kita selalu menghimbau kepada petani agar menggunakan bahan organik. Paling tidak jangan pindahkan atau bakar jerami hasil panen kita. Namun apakah anda tahu seberapa besar unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut sehingga kita selalu menghimbau agar jangan membakar jerami.

Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5 ton gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur hara 150 kg N, 20 Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen 5 ton gabah kering tersebut biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah 0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 % Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 7,5 ton yang mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K, 10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg.

Luar biasa bukan, bukankah sangat sayang kalau kita sampai membakar jerami yang mengandung unsur hara yang begitu tinggi? Bukankah lebih baik kita menghemat uang kita dengan mengurangi biaya pembelian pupuk kimia yang semakin mahal dengan cara menyebar atau membenamkan jerami kita kesawah lagi. Bukankah ini salah satu solusi mengatasi kenaikan harga pupuk bersubsidi yang baru saja naik?

Petani bijaksana pasti akan berpikiran seperti di atas, marilah kita ajak teman-teman petani yang lain untuk tidak membakar jerami. 



MARKETING  & INFO :



Hery Sunardi / 0852 6591 8610

email : hery.sunardi@hotmail.com


Danny Liangga / 0852 0762 9988

email : dannyliangga@rocketmail.com


Deni Alisandi Siregar/ 0813 7522 9955

Tidak ada komentar:

Posting Komentar